Berdoa adalah sebuah naluri, dimana ketika seseorang merasa putus asa, tidak tau mau berbuat apa maka seseorang itu akan berdoa. Ditengah pandemi Covid-19 yang melanda dunia, salah satu tindakan yang dapat dilakukan oleh semua orang termasuk orang Kristen adalah berdoa. Ketika mengalami pandemi, semua orang berdoa, baik berdoa secara pribadi maupun melakukan doa secara bersama-sama. Namun pada akhirnya ketika melihat virus Corona yang terus menerus memakan korban jiwa, membuat beberapa orang meragukan bahkan mempertanyakan tentang doa dan Tuhan itu sendiri. Hal ini juga terjadi dalam setiap kehidupan hari lepas hari ketika apa yang kita harapkan dan kita bawa didalam doa tidak terwujud. Doa dianggap tidak bekerja dengan baik. Tuhan dianggap tidak mendengarkan apa yang manusia keluhkan. Disinilah sebenarnya manusia harus mengoreksi diri dan mengerti apa ataupun bagaimana itu doa.
Dalam hal berdoa, Yesuslah teladan orang percaya. Yesus mengajarkan “hal berdoa” dalam Matius 6:5-13 dan Lukas 11:1-13. Dari kedua teks, dapat kita lihat bahwa kedua penulis memberikan penekanan yang berbeda. Dalam Matius menekankan bagaimana cara/seharusnya berdoa. Pada ayat 5-8 berisi 2 peringatan atau hal yang jangan dilakukan ketika seseorang berdoa yaitu tidak memaerkan doa dan tidak bertele-tele ketika berdoa. Kemudian ada enam permohonan dalam doa; tiga hal pertama berkaitan dengan kekudusan dan kehendak Allah dan tiga hal berkaitan dengan kebutuhan kita manusia. Hal-hal inilah yang perlu untuk orang Kristen lakukan dalam berdoa pada Allah. Selanjutnya dalam Lukas, ketika para murid meminta Yesus mengajarkan berdoa, Yesus mengajarkan hal yang berbeda. Lukas mencatat Doa Bapa Kami cukup berbeda dengan yang Matius tulis walau nilai didalamnya sama, selain itu Yesus memberikan dua perumpamaan dalam mengajarkan para murid berdoa.
Perumpamaan pertama mengenai seseorang yang datang malam-malam untuk meminta bantuan dari tetangganya (Lukas 11:5-10). Orang tersebut terus menerus mengetuk walau tetangganya telah tertidur. Namun tetanggnya tersebut akhirnya bangun dan mau untuk membantu kesusahan dari tetangganya. Kemudian William Barclay mengaitkan teks ini dengan perumpamaan dari Lukas 18:1-8, mengenai seorang hakim yang tidak benar. Hakim ini tidak mau membantu perkara dari seorang janda, namun karena sang hakim merasa disusahkan oleh sang janda, ia pun mau membantu sang janda. Melihat kedua perumpamaan ini, Barclay merasa banyak orang yang menyalah artikannya. Perumpamaan pertama sebenarnya bukan mau menyamakan Allah dengan tetangga yang terbangun malam hari, Allah yang akan mengabulkan permintaan anak-Nya ketika ia terus di “ketuk” dengan doa. Perumpamaan yang kedua pun bukan ingin mengajarkan bahwa Allah adalah hakim yang tidak adil, namun karena sang hakim”disusahkan” sang janda, akhirnya ia mau menolong sang janda. Kedua perumpamaan ini mau memberi kita pengertian bahwa: Jika seorang tetangga yang kasar dan enggan bangun pada akhirnya memberi kepada temannya yang terus menerus mengetuk pintu rumahnya, dan hakim yang keras kepala akhirnya memberi keadilan pada janda yang meminta keadilan, apalagi Allah Bapa yang pengasih, ia akan memberikan apa yang kita perlu. Kalau kita yang jahat tahu untuk memberi apa yang baik, apa lagi Bapa di Surga, Ia akan memberikan apa yang kita perlu.
Permasalahannya kini adalah banyak dari orang Kristen kurang memahami dan tau apa itu doa. Banyak orang Kristen yang hanya memahami bahwa doa adalah alat komunikasi kepada Allah, bahkan ada yang memahami bahwa doa adalah alat untuk menyampaikan harapan pada Allah. Justru tingkatan tinggi ketika berdoa adalah kita mau untuk mendengar apa yang Allah sampaikan kepada kita, kita memandang rendah “doa” jika hanya menganggap doa sebagai jalan memberitahukan apa yang perlu Dia lakukan. Perlu untuk diperhatikan “hal berdoa” dan Doa Bapa Kami yang Yesus ajarkan dalam kedua teks yang telah di bahas. Kedua teks memberikan cara dan pengertian yang harus orang Kristen pahami sebagai dasar dalam berdoa. Ketika berdoa sapalah Allah melalui kata “Bapa” yang menunjukan kedekatan kita manusia dengan Allah. Selanjutnya kita harus memuji dan meninggikan nama-Nya. Ini adalah bentuk sapaan anak kepada ayahnya. Lalu kita menyebutkan apa yang kita butuhkan kepada Allah. Yesus juga mengajarkan umtuk meminta apunan pada Allah sebagai hakim yang adil. yang harus diperhatikan juga bahwa manusia harus bisa memahami bahwa Allah pasti akan mendengarkan doa yang dipanjatkan oleh anak-anak-nya. Menurut Barclay, ada tiga jenis jawaban doa, yaitu ya, tidak, atau tunggu. Harus peka untuk tahu apa jawaban yang Allah berikan kepada kita.
Lalu apakah ketika sudah berdoa, seorang manusia hanya akan duduk dan menunggu jawaban dari Allah? Tentunya tidak. Banyak dari orang Kristen yang melupakan hal ini. Ora et Labora (bekerja dan berdoa). Orang percaya harus mendoakan apa yang diharapkan, dan melakukan apa yang diharapkan. Harus ada usaha dari manusia untuk mencapai apa yang diharapkan. Kedua hal ini (bekerja dan berdoa) tidak boleh dipisahkan. Apa yang kita kerjakan adalah puji-pujian juga kepada Allah. Doa bukanlah sebuah ritualisme yang harus dijalani ketika ingin melakukan sesuatu. Sehingga, ketika kita bekerjapun, kita tengah menyapa Allah dalam setiap detik kehidupan kita. Hal ini berarti, ketika seseorang mengerjakan apa yang didoakan, dan mendoakan apa yang dikerjakan, berarti orang tersebut sedang menyapa Allah, berkomunikasi dengan-Nya. Dengan ini kita dapat mengerti bahwa berdoa tidaklah lepas dari kerja itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar